Narator : teman-teman hari ini kelompok kami akan
membawa sebuah drama yang ceritanya berasal dari Maluku. Judulnya adalah batu
Badaong. Pemeran-pemeran sebagai berikut :
Indri Watugigir sebagai mama Rosa
Aprilia Ngongobilly sebagai Markus
Isye Lalihatu sebagai Lisbet
Anthonia Tibalilatu sebagai Chistina (pelayan 1)
Novelya Wattimury sebagai Maria(pelayan 2)
Selsya Mantouw sebagai tanta poppy
Christy Mailoa sebagai Narator
Dahulu kala disebuah desa dipulau tanimbar hiduplah suatu keluarga yang
kaya raya. Mama Rosa dan suaminya memiliki dua anak, yang satu seorang anak
laki-laki yang bernama Markus, sedangkan yang satunya lagi seorang anak
perempuan bernama Lisbet. Keduanya telah menjadi pemuda dan pemudi yang tubuh
dewasa dalam segala kemewahan. Karena kedua orang tua mereka terlalu memanjakan
mereka. Mereka menjadi sangat angkuh dan kurang ajar. Mereka sangat tidak
menghormati pelayan- pelayan di rumah mereka. Mereka sering memperlakukan para
pelayan itu, dengan semena-mena.
Adegan 1
Suatu sore, Markus terlihat sangat kesal. Ia merasa kesal kepada pelayan
yang tidak mempersiapkan makan sore untuknya.
Markus :astaga… Christina eee, ose biking apa saja
dalang rumah nii ? ini su amper malam beta mandi seng ada aer panas,mau minong
kopi jua seng ada kue. He Christina ee..
coba ose kamari, su jam bagini balong ada aer panas par katong mandi? kopi deng
kue jua balong ada di atas meja. dong mau jadi apa? mau makang gaji buta?
Christina : Tuan ee jang se marah beta. Beta ni baru
angka aer pulang bale. deng ana kacil yang jual-jual kue tu dia seng langgar.
Markus: tutup ose pung mulu situ jang parlente
(lalu mendorong Christina dengan keras sampai terjatuh) kalo jadi babu tu karja
tu batul-batul. (lalu pergi meninggalkan Christina yang menangis
tersenduh-senduh)
Semetara itu, didalam kamarnya Lisbet sedang marah-marah, ia terus
berbicara dengan kesal.
Lisbet:
huuu..beta pung hati saki paskali, beta pung bada-bada disini deng pinsil
kaning itu samua su dimana? ini seng laeng darri babu-babu tangang baloko tu,
mangkali dong pancuri akang. heee maria ee….beta pung barang-barang par barias
sini akang dimana ? (lalu dengan suara lantang ia memanggil salah satu
pelayannya) MARIA… MARIA… mari Kamari… capat jang lama.
Maria: (dengan tergesa-gesa datang menghampiri
Lisbet) kanapa nona?
Lisbet: hee…. Babu tangang pancuri! Ose
yang ambel beta pung barang-barang barias
to?
Maria: sio nona eee ..beta mau ambel akang par
apa? barang yang bukang beta pung beta seng barane loko.
Lisbet : (sambil menarik rambut Maria ) sapa yang
mau parcaya ose? tangan baloko mulu parlente tuu. Labe bae ose pi dari beta
pung muka dari pada beta dara tamba nai. (Maria pun keluar sambil menangis)
Adegan 2
Setelah beberapa bulan kemudian, ayah mereka meninggal dunia. Oleh sebab
itu, kekayaan ayah mereka menjadi milik mereka, mereka bertambah angkuh dan
kurang ajar. Karena tidak tahan dengan kelakuan Lisbet dan Markus yang semakin
menjadi, Christina dan Maria beserta pelayan lainnya memutuskan untuk tidak
bekerja lagi di rumah itu.
Suatu pagi kedua pelayan itu mewakili pelayan lainnya, untuk mengatakan
pengunduran diri mereka.
Christina: Nona eee, katong samua ni seng mau karja
disini lae. Katong samua mau kaluar jua.
Maria: iya, Nona katong sama seng kuat deng nona
deng tuang pung kalakuang lae. Jadi katong samua mau kaluar.
Lisbet: asal kamong tau saja ee, kamong mo pi ka?
mo mati ka? Beta seng pastiu. Beta malah sanang kamong pi. Kamong tu karja seng
pernah batul-batul satu lae. Jadi kalo kamong mau pi beta seng pastiu.
Markus: tapi kamong harus inga satu hal. Kamong
kaluar dari rumah ni, seng bole bawa satu barang dari rumah ni deng kamong seng
akan dapat kamong pung gaji bulan ini.
Para pelayan pun meninggalkan rumah itu. Dan mulai hari itu ibu
merekalah yang melakukan semua tanggung jawab didalam rumah, dari menyapu
sampai mencuci baju, ibu mereka yang mengerjakan semua itu.
Adegan 3
suatu sore Lisbet sedang duduk di ruang tamu sambil mengawasi Ibunya yang sedang mengepel lantai.
Lisbet: hee Rosalina, kalo karja tu bae-bae, ini
masih kotor. Ose jua bolom bacuci piring, ose karja sa paleng bahela. Abis ini
ose langsung biking beta pung makang malam. Jang sampe seng. (lalu pergi,
dengan terlebih dahulu menendang ember)
Mama Rosa: (hanya tertunduk sambil menyeka air
matanya).
Pada malam hari, setelah kedua anaknya tidur sang ibu berdoa kepada
tuhan.
Mama Rosa:
sio tuhan ampong beta jua,beta seng mampu par didik ana dua ni,beta seng
bisa ajar dong par dengar-dengarang.sio tuhan buka dong pung mata hati jua kase
sadar dong dua supaya bisa jadi ana-ana yang dengar-dengarang deng tau diri
dong mau bajalang iko tuhan pung jalan.
Adegan 4
Keesokan harinya, Markus dan lisbet bangun tidur mereka lalu menuju
ruang makan, dan menemukan meja makan dalam keadaan kosong dan yang ada hanya
panci kosong di atas kompor.
Lisbet: ini kanapa seng ada makanang satu ni la?
Parampuang tua Bangka tu kamana lai tu? Su seng biking makanang, lai baru pi
bajalang.
Markus:
ini seng laeng lai pasti meme tu ada pii bacuci di kali. mari katong dua
pii iko antua.
Lisbet: ioo … mari katong pi lia antua. kasanalah
katong mau ancam antua.
Benar saja sewaktu Markus dan Lisbet sampai disungai, mereka melihat
sang ibu sedang mencuci banyak pakaian di sungai. Mereka pun segera menghampiri
ibu mereka itu. Tanpa bertanya dahulu, Markus langsung menedang ember berisi
pakaian sampai jatuh kesungai. Lisbet pun menarik ibunya untuk berdiri dengan
kasar.
Mama Rosa:
ampong jua anana ee ini ada apalah? mangapa dong biking dong pung mama
nii macang bagini? (sambil menangis)
Lisbet: he
parampuang tua eee …beta balong makang,beta lapar.kalo mau jadi meme tu? meme
yang bisa mamasa par anana (sambil menampar ibunya).
Mama Rosa: nona ee mama ni dari tadi pagi cuci
pakiang-pakiang ni. Ampong jua nona eee. (sambil menangis tersendu)
Tanpa memperdulikan ibunya, Lisbet terus memukul ibunya. Namun tiba-tiba
ada seorang warga yang lewat dan melihat kelakuan Lisbet dan Markus kepada ibu
mereka.
Tante Poppy: he ana-ana kamong paleng kurang ajar, masa
kamong bisa biking kamong pung mama tu macam bagitu? (sambil mendekati Lisbet
dan Markus).
Lisbet: he… parampuang jang iko campor orang pung
urusan, pi ator ose pung keluarga sana, kira kata su batul! (teriak Lisbet
dengan sangat keras kepada Tante Poppy).
tante Poppy: io, sudah, yang penting beta su bilang par kamorang. nanti lia saja, kamong akan dapat kamong pung balasan. kamong su talalu kurang ajar par kamong pung mama lae.
Tante poppy yang telah diusir oleh Lisbet pun segera meninggalkan tempat
itu. Sementara itu Lisbet kembali memukul ibunya. Sedangkan Markus hanya berdiri
sambil melipat tangannya menyaksikan ibunya dipukuli adiknya. Sampai akhirnya
Lisbet mendorong ibunya dengan keras ke tanah. Tiba-tiba ibunya yang sudah
lemah itu, berhenti menangis,
lalu dengan suara yang pelan ibu mereka berkata
Mama Rosa:
dong pung bapa mati tu kas tinggal harta banyak par dong. tapi itu akang
seng kekal, biarpun beta yang barana dorang di dua ni. dong dua bukang beta
pung ana lai.anana ee… beta seng akan bale di dong pung rumah lai. dong mau biking
apa beta seng parlu lai.
setelah berkata seperti itu kepada Markus dan Lisbet, sang ibu dengan
susah payah pergi meninggalkan mereka berdua menuju sebuah batu yang berada di
pinggiran sungai. Lalu berkata kepada batu itu.
Mama Rosa:
sio batu basar ee…tabuka jua ka supaya
beta bisa masu ka dalang. biking beta sama bunga yang bobou sadap sama
bunga manor.
Tak lama kemudian batu tersebut terbuka, dan masuklah sang ibu
kedalamnya. Beberapa lama kemudian munculah bunga-bunga melati ptuih yang
cantic dan berbau harum di batu tersebut.
Adegan 5
Beberapa hari kemudian karena para warga yang tidak tahan karena tinkah
kedua anak itu, kesombongan dan keangkuhan mereka, membuat para warga bertambah
marah kepada mereka berdua. Para warga pun setuju untuk mengusir mereka berdua
dari desa itu dan mengambil semua harta mereka dan membagikannya kepada orang
miskin. Mereka pun di usir keluar desa. Mereka menyesal telah memperlakukan ibu
mereka dengan kurang ajarnya. Mereka lalu pergi menuju batu yang dahulu ibunya
masuki. Sesampai dibatu tersebut, mereka berdua duduk di samping batu itu
sambil menangis sambil mengelus-ngelus batu tersebut. Mereka pun menyanyi agar
batu tersebut mau terbuka dan membiarkan mereka masuk dan menemui ibu mereka.
Batu badaong…Batulah batangke
Buka mulutmu telankan beta
Guna lah apa ?beta tinggal sandiri ?
Sedangkan mama sudah tiada.
Sio lah mama…Mama jantong hati
Mangapa tinggal beta sandiri ?
Batu badaong…. Batulah batangke
Buka mulutmu telanlah beta
mereka berdua terus menyanyi, tapi apa daya batu tersebut telah tertutup
selamanya, nasi telah menjadi bubur, nasib telah menjadi takdir. Ibu mereka
telah meninggalkan mereka selamanya yang tersisa hanyalah penyesalan bagi
mereka berdua.
itulah naskah drama kami, kami membuat naskah ini untuk memenuhi nilai ulangan semester ganjil kami. terimakasih. ☺
Las Vegas: Casino - Mapyro
BalasHapusSee all 675 동두천 출장샵 Casinos in Las Vegas. Find 서귀포 출장샵 your way around the casino, find where everything is located 논산 출장샵 with these helpful community 고양 출장안마 guides.Aug 김제 출장안마 28, 2022Andy Grammer